Muslim pemarah dan penakut?

Memang ini tidak berlaku untuk SEMUA muslim, tetapi dari gambar besar keseluruhan umat islam di Indonesia, saya menilai muslim (Indonesia) sebagai umat yang pemarah, kaku, tidak bisa bercanda, dan ..penakut juga. Banyak contoh-contoh kejadian yang bisa diambil, misalnya bulan puasa, banyak muslim yang marah-marah kalau ada restoran atau tempat dugem yang buka. Lalu pernah juga saya menegur satpam yang ronda jam 3 pagi sambil mengetok-ngetok benda apa tuh ga tau tapi pastinya ribut banget maksudnya buat ngebangunin saur, eh dia marah loh…katanya dia sedang melakukan perintah agama. Juga kalau kita lihat forum-forum perdebatan tentang agama, yang muslim banyak yang berdebat sambil marah-marah. Contohnya disini. Bandingkan dengan postingan tentang nabi Isa disini, komentator Kristen nya tidak terpancing emosinya.


Masalah muslim penakut kasusnya seperti ini: dari pertanyaan2 di forum agama, user muslim suka menanyakan hal-hal yang menurut saya gak penting, akibat ketakutan mereka akan ‘dosa’ , misalnya menanyakan dasar hukum chatting, hukum melakukan transaksi pakai ATM, hukum berhubungan badan, hukum mencium tangan dlsb. Juga ada muslim yang tidak mau ikutan facebook, tidak mau nonton filem tentang Yesus, tidak mau membaca buku selain buku ‘agama Islam’ dengan alasan2 ‘agama’. Bisa dibilang penakut tidak ya itu? Belum lagi takut anjing, atau takut pasang foto di rumah…takut malaikat tidak mampir ke rumah mereka katanya. Oh ya, waktu saya baca quran juga ada rekan muslim yang memperingatkan bahwa jangan membaca dan menafsirkan Quran sendiri, bisa-bisa kita diajari oleh setan ...

Dari beberapa web saya mendapatkan artikel tentang takut dan marah (fear and anger). Dikatakan bahwa kita tidak bisa marah tanpa takut sesuatu. Marah merupakan saudara dekat dari perasaan terluka. Ketika orang atau sesuatu merusak rencana pribadi kita, hasilnya adalah marah. Marah mengungkapkan keberpusatan terhadap diri sendiri. Marah juga merupakan status emosi yang lebih mudah dibandingkan takut. Salah satu cara untuk berdamai dengan kesedihan atau takut adalah dengan memfokuskan perhatian kita kepada rasa marah. Dengan kata lain marah bisa merupakan topeng untuk menutupi kesedihan dan takut. Kalau menurut Master Yoda : "Fear leads to anger. Anger leads to hate. Hate leads to suffering." Sedangkan tentang rasa takut saya pernah posting disini.

Saya akan kutip ayat al quran juga, TAKUT disangka nyembah Yoda...

DAN TAATLAH KEPADA ALLAH DAN RASUL AGAR KAMU DIBERI RAHMAT. DAN BERSEGERALAH KAMU MENCARI AMPUNAN DARI TUHANMU DAN MENDAPATKAN SURGA YANG LUASNYA SELUAS LANGIT DAN BUMI YANG DISEDIAKAN BAGI ORANG-ORANG YANG BERTAKWA: ORANG YANG BERINFAK BAIK DIWAKTU LAPANG MAUPUN SEMPIT DAN ORANG-ORANG YANG MENAHAN AMARAHNYA DAN MEMAAFKAN ORANG LAIN. DAN ALLAH MENCINTAI ORANG YANG BERBUAT KEBAIKAN (3:132-134)
(sorry capslock kepencet dan malas menulis ulang lagi..)

gambar dari bradimmanuel

Comments

  1. MAU PILIH MANA..PILIHAN YANG MENENTUKAN KITA SENDIRI....AKU NGGA MAU DIBOHONGIN TAPI MAU MENCARAI YANG TERBAIK..

    ALKITAB VS ALQURAN

    Al-Maidah 45. (ALQURAN)
    Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepa
    skan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.


    Al-Maidah 45. (ALQURAN) VS Lukas 6:27-29 (ALKITAB)

    Lukas 6:27-29 (ALKITAB)
    6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.



    ALKITAB VS ALQURAN


    Al-Qashash 84. (ALQURQN)
    Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.

    Al-Qashash 84. (ALQURQN) VS Lukas 6:32-33 (ALKITAB)

    Lukas 6:32-33 (ALKITAB)
    6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.

    ALKITAB VS ALQURAN

    Al-Baqarah 191 (ALQURAN)
    191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah [117] itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.

    Al-Baqarah 191 (ALQURAN) VS Yohanes 16 (ALKITAB)

    Yohanes 16 (ALKITAB)
    16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.



    ALKITAB VS ALQURAN
    Lukas 16:18
    Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."


    Lukas 16:18 (ALKITAB) VS Ath-Thalaaq Ayat : 1 (ALQURAN)

    Ath-Thalaaq Ayat : 1 (ALQURAN)
    1. Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) [1482] dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang [1483]. Itulah hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru [1484].

    ReplyDelete

Post a Comment