Islam Agama Universal ?


gambar dari yushimoto_02

Semenjak kenabian Ibrahim manusia berusaha menjadi monotheis. Bangsa Yahudi dengan tauratnya diyakini sebagai pionir dalam menganut monotheisme. Ketika kekristenan dimulai di Yerusalem, Kristen awal pun merupakan yahudi Kristen. James the just (Ya’acov the tzaddik) adalah saudara tiri Yesus yang mengepalai gereja Kristen pertama di Yerusalem. Paul dari Tarsus diberi mandat untuk menyebarkan Kristen ini bagi kalangan non yahudi/gentile/kafir. Terdapat perbedaan-perbedaan prinsip tentang hukum-hukum yahudi, apakah harus diterapkan kepada kaum gentile ini atau tidak. Akhirnya diputuskan dalam Konsili Yerusalem awal ini bahwa umat Kristen Paul boleh tidak disunat tetapi mereka tetap harus mengikuti pantangan makan yahudi dan hukum yahudi yang lain.


Dalam perjalanan sejarah, akhirnya gereja yang dipimpin St Paul lah yang semakin berkembang dan pengikutnya bertambah banyak. Paul sangat berperan dalam mengembangkan agama Kristen ini, dia melakukan banyak sekali perjalanan untuk misinya. Sedangkan gereja Kristen yahudi awal malah hilang perlahan-lahan.

Ajaran Paul yang lebih universal tampaknya memenangkan kompetisi pengembangan agama ini. Paul mempunyai pendapat bahwa orang yang bergabung dengan gereja kristennya tidak perlu menjadi yahudi, disunat, mengikuti pantangan makan yahudi atau mematuhi hukum-hukum yahudi. Hal ini sangat menarik bagi masyarakat non yahudi, yang juga tertarik dengan nilai positif hukum sebagai panduan moralnya.

Lalu datang islam. Islam juga mengusung isu-isu universal seperti keadilan, kesejahteraan dan membantu orang-orang yang lebih lemah dalam masyarakat. Juga ajaran ini lebih simpel daripada kekristenan Paulus yang dipenuhi banyak dogma yang barangkali menarik untuk masyarakat dahulu, tetapi bisa tampak usang bagi beberapa orang.

Dalam perkembangannya islam memang menyebar dengan cepat meliputi benua afrika dan asia. Perkembangan ini dipicu oleh kekhalifahan islam yang menaklukkan sebagian benua asia, afrika dan sedikit eropa.

Ajaran islam yang universal ini tetapi pada akhirnya menjadi tidak universal lagi ketika ia banyak menerapkan hukum-hukum yang ‘keyahudi-yahudian' dan 'kearab-araban’. Ajaran al quran yang universal menjadi tersempitkan dengan berbagai macam aturan.

Kembali dari melihat sejarah perkembangan Kristen, keuniversalan ajaranlah yang membuat suatu agama berkembang. Isu-isu yang selalu menarik dan bertahan sepanjang jaman pastilah dalam hal keadilan, kesejahteraan bagi semua dan bantuan bagi orang-orang lemah dalam masyarakat, kesenjangan yang kecil dari kaum yang kaya dan miskin. Jika islam mau belajar dari sejarah, maka islam haruslah universal untuk bisa berkembang. Dia harus bisa diterima di lintas negara, lintas pemerintahan, lintas geografis. Kalau ajaran itu hanya bisa diterapkan dibeberapa negara tertentu, maka dia tidak universal.

Barangkali ada yang mempertanyakan, sebegitu pentingkah universalitas, apakah dia harus mengorbankan inti dari pengajarannya sendiri. Jawabannya terserah kepada muslim sendiri. Apakah mereka yakin bahwa inti ajaran mereka universal?


Keterangan:
Definisi universal: sesuatu yang penerapannya melingkupi seluruh dunia, perilaku atau pola karakter dari keseluruhan umat manusia

Comments

  1. Saya kadang2 keder kalo disebut "islam" sebab ada perbedaan yg berkebalikan dengan islam spt. yg dipraktekkan oleh gol. spt. sunni atau syiah.

    Islam spt. yg dimaksudkan dlm AQ adalah orang2 yg beriman dan beramal shaleh, soal agama bisa apa saja 2:62, 5:69.

    Salaam,

    ReplyDelete
  2. Ya, artikel ini memang ditujukan untuk umat islam sunni dan syiah, term islam yang umum dikenal. Makasih bro cruiser sudah mampir dan ksh komen disini :)

    ReplyDelete
  3. Ada yg perlu saya tanya kenapa blok ini anda beri judul "bahaya membaca", apa menurut anda membaca itu bahaya ?

    ReplyDelete
  4. Hmm..bahaya, soalnya sy jd seperti ini karena membaca. Bahaya menurut org lain, kl ngomentarin kan: tuh, gara2 bacaannya aneh2 jadi gitu tuh!
    utk sy sendiri sih berkah hee hee..

    ReplyDelete
  5. Saya setuju sekali dengan bude, dalam arti tertentu ada bahaya-bahaya yg ditimbulkan dengan kegiatan membaca. Dengan membaca cakrawala berpikir kita menjadi semakin luas, kita menjadi lebih paham atas banyak hal yg sebelumnya (mungkin) masih kabur.

    Ini terjadi dalam berbagai macam bidang (tergantung pada bidang bacaan kita), bisa dalam iman, bisa politik, ekonomi, budaya dsb.

    Dalam hal iman misalnya, dengan membaca banyak buku, mempelajari dan menyelami pergulatan iman banyak orang, bisa jadi cara kita beriman atau memandang iman kita menjadi berbeda. Hal seperti ini dilihat orang lain bisa jadi aneh atau malah dipandang murtad.

    Saya sendiri dari banyak sekali membaca buku-buku politik, ekonomi, sejarah, militer, spionase dsb, sampai pada satu titik keyakinan bahwa dunia kita hidup ini tidak sesederhana yg tampak.

    Bahwa di atas langit ternyata masih ada langit, bahwa di balik segala peristiwa yg terjadi di bumi (Indonesia) ini ternyata ada tangan-tangan tak terlihat yang mengatur. Pihak-pihak yg terus membodohi dan memiskinkan negara kita dan mengambil keuntungan dari situ.

    ReplyDelete
  6. Terimakasih comment nya Hermanto, ternyata kt bijak: "semakin banyak tahu, semakin kita tidak mengetahui" itu betul ya..sy udh ngalamin sendiri tuh.

    ReplyDelete
  7. baca ngga masalah...yakin ama yang diperintah-in tuhan yaitu BACA (observasi,belajar dll)PASTI bener ngga ada bahaya...yang bahaya tuh nulisnya...makanya blognya ganti nama aja BAHAYANULIS...:D

    elo punya pemikiran yang otak lo ngga nyampe ama otak yang baca itu jadi masalah...

    copernicus,galileo,al-hallaj,syech siti jennar,ibnu arrabbi mrk mati mengenaskan cuma krn otaknye die ngga nyampe ama ke-umum-an

    piss...

    ReplyDelete
  8. Maksutnya, saya bakal mati mengenaskan? sereeeem
    Tapi tersanjung juga disamain sama orang-orang besar itu. Menulis sama membaca sama-sama menarik menurutku. Kalau kamu sering baca, pasti jadi kepengin nulis. Yuk, nulis!

    ReplyDelete

Post a Comment