Pada suatu hari di tahun 1972 hujan lebat meruntuhkan konstruksi atap Perpustakaan Barat di Mesjid Agung (Al Jami' al Kabir) Sana'a, Yaman. Mesjid ini kabarnya dibangun oleh sahabat nabi. Ketika diperiksa kerusakannya ditemukan sebuah ruang tanpa pintu dengan sebuah jendela kecil. Ruangan itu berisi banyak sekali manuskrip-manuskrip Arab kuno.
Sebelum renovasi selesai lima karung manuskrip dipindahkan ke ke Perpustakaan Awqaf. Pada masa-masa itulah manuskrip berpindah tangan secara ilegal dari kurator perpusatakaan dan akhirnya muncul di perpustakaan-perpustakaan Barat. Jumlah manuskrip yang ditemukan di ruang tersebut mencapai 20 karung atau sekitar 20,000 lembar. Pemerintah Yaman menyadari bahwa manuskrip telah dijual diam-diam kembali ketika isi karung tampak berkurang. Mencegah penjualan lebih jauh akhirnya manuskrip-manuskrip ini dikembalikan ke Mesjid Agung, disimpan didalam karung kentang ditangga minaret.
Seorang profesor ahli Islam dari Hamburg Albrecht Noth (1937-99) mengetahui hal ini ketika berkunjung kesana. Pemerintah Jerman lalu memberikan bantuan untuk merestorasi manuskrip ini. Gerd R Puin mengepalai proyek ini lalu menyusun memotret dan mendata manuskrip-manuskrip yang terbuat dari kulit. Pemerintah Yaman telah menghentikan kerjasama yang dilakukan. Sampai sekarang belum dilakukan penelitian apapun terhadap manuskrip yang terbuat dari kertas.
Dunia Internasional memaksa dilakukannya pelestarian terhadap aset berharga ini. Para ahli Muslim maupun non Muslim merekomendasikan berbagai macam riset bagi manuskrip-manuskrip ini, diantaranya yang paling mendesak yaitu perlindungan corpus Quran yang berharga ini. Sekarang manuskrip-manuskrip itu disimpan di Gedung Manuskrip Yaman (Yemen’s House of Manuscripts).
Codex Sana'a dengan kode DAM 01-27.1 inilah yang berasal dari Mesjid Agung Yaman tersebut, terdiri dari 40 folio bolak balik (recto verso). Codex ini dimiliki sebagian-sebagian oleh Unesco, Stanford, Sotheby's, Christie's, Bonham, Puin dll. Codex ini telah diteliti oleh banyak ahli. Penelitian dari ilmuwan Jerman yang bekerja sama dengan pemerintah Yaman menyimpulkan bahwa codex ini tidak lebih tua dari 50 Hijrah, sehingga menjadikannya bagian dari Quran yang tertua didunia.
Hal paling menarik dari codex ini dia dibuat diatas tulisan lain yang sudah dihapus (palimpsest). Penggunaan daur ulang kulit binatang untuk manuskrip merupakan hal yang lumrah di jaman dulu, karena harganya yang mahal.
Dari penelitian dengan carbon dating diperkirakan tulisan bawah yang sudah dihapus (scriptio inferior) jika dihubungkan dengan sejarah yang tercantum dalam hadist/tradisi berasal dari jaman sahabat-sahabat nabi , sedangkan tulisan atasnya (scriptio superior) berasal dari jaman Kalifah Usman atau berbeda sekitar 50 tahun.
Tabel dari isi surah-surah dalam scriptio inferior dan scriptio superior bisa dilihat diwebnya. Sadeghi dan Bergmann mengatakan beberapa scriptio inferior tidak dapat diidentifikasi dengan quran, bahkan dengan codex dalam literatur manapun dan merupakan codex yang independen dalam tipe huruf maupun tradisi.
Dalam tabel ini terlihat bahwa tulisan bawah ayat 2:191-196, ditimpa dengan ayat 2:265-2:272. Tabel scriptio inferior yang kosong berarti tidak ditemukan sumbernya dari al quran (baris ke 9, ayat 6:49-6:61).
Jenis huruf dalam manuskrip ini Hijaz miring dengan sudut tajam, dengan tanda titik (diakritik) tapi tanpa vokal. Penelitian palimpsest ini menggunakan teknik fotografi ultraviolet.
Pada tahun 2007 ditemukan lagi 4000 lembar manuskrip di mesjid ini.
sumber
Islamic-awareness.org
history today
Sebelum renovasi selesai lima karung manuskrip dipindahkan ke ke Perpustakaan Awqaf. Pada masa-masa itulah manuskrip berpindah tangan secara ilegal dari kurator perpusatakaan dan akhirnya muncul di perpustakaan-perpustakaan Barat. Jumlah manuskrip yang ditemukan di ruang tersebut mencapai 20 karung atau sekitar 20,000 lembar. Pemerintah Yaman menyadari bahwa manuskrip telah dijual diam-diam kembali ketika isi karung tampak berkurang. Mencegah penjualan lebih jauh akhirnya manuskrip-manuskrip ini dikembalikan ke Mesjid Agung, disimpan didalam karung kentang ditangga minaret.
Seorang profesor ahli Islam dari Hamburg Albrecht Noth (1937-99) mengetahui hal ini ketika berkunjung kesana. Pemerintah Jerman lalu memberikan bantuan untuk merestorasi manuskrip ini. Gerd R Puin mengepalai proyek ini lalu menyusun memotret dan mendata manuskrip-manuskrip yang terbuat dari kulit. Pemerintah Yaman telah menghentikan kerjasama yang dilakukan. Sampai sekarang belum dilakukan penelitian apapun terhadap manuskrip yang terbuat dari kertas.
Dunia Internasional memaksa dilakukannya pelestarian terhadap aset berharga ini. Para ahli Muslim maupun non Muslim merekomendasikan berbagai macam riset bagi manuskrip-manuskrip ini, diantaranya yang paling mendesak yaitu perlindungan corpus Quran yang berharga ini. Sekarang manuskrip-manuskrip itu disimpan di Gedung Manuskrip Yaman (Yemen’s House of Manuscripts).
Codex Sana'a dengan kode DAM 01-27.1 inilah yang berasal dari Mesjid Agung Yaman tersebut, terdiri dari 40 folio bolak balik (recto verso). Codex ini dimiliki sebagian-sebagian oleh Unesco, Stanford, Sotheby's, Christie's, Bonham, Puin dll. Codex ini telah diteliti oleh banyak ahli. Penelitian dari ilmuwan Jerman yang bekerja sama dengan pemerintah Yaman menyimpulkan bahwa codex ini tidak lebih tua dari 50 Hijrah, sehingga menjadikannya bagian dari Quran yang tertua didunia.
Hal paling menarik dari codex ini dia dibuat diatas tulisan lain yang sudah dihapus (palimpsest). Penggunaan daur ulang kulit binatang untuk manuskrip merupakan hal yang lumrah di jaman dulu, karena harganya yang mahal.
Dari penelitian dengan carbon dating diperkirakan tulisan bawah yang sudah dihapus (scriptio inferior) jika dihubungkan dengan sejarah yang tercantum dalam hadist/tradisi berasal dari jaman sahabat-sahabat nabi , sedangkan tulisan atasnya (scriptio superior) berasal dari jaman Kalifah Usman atau berbeda sekitar 50 tahun.
Tabel dari isi surah-surah dalam scriptio inferior dan scriptio superior bisa dilihat diwebnya. Sadeghi dan Bergmann mengatakan beberapa scriptio inferior tidak dapat diidentifikasi dengan quran, bahkan dengan codex dalam literatur manapun dan merupakan codex yang independen dalam tipe huruf maupun tradisi.
Dalam tabel ini terlihat bahwa tulisan bawah ayat 2:191-196, ditimpa dengan ayat 2:265-2:272. Tabel scriptio inferior yang kosong berarti tidak ditemukan sumbernya dari al quran (baris ke 9, ayat 6:49-6:61).
Jenis huruf dalam manuskrip ini Hijaz miring dengan sudut tajam, dengan tanda titik (diakritik) tapi tanpa vokal. Penelitian palimpsest ini menggunakan teknik fotografi ultraviolet.
sumber
Islamic-awareness.org
history today
Comments
Post a Comment