Islam Vs Budaya Daerah

Di SD depan rumah tadi merayakan kenaikan kelas.  Panggung dan tenda didirikan untuk menampilkan kebolehan para murid dihadapan orang tua murid dan teman-temannya.

Ada banyak kesenian daerah yang ditampilkan.  Seorang murid kelas 1 sudah pandai menari jaipong sendirian.  Ada juga murid kelas 3 yang menari bali, Panji Semirang judulnya.  Tentu saja ada tari-tari modern dengan lagu Agnes Monica dan lain-lain yang saya tidak hafal.
Tari Merak


Pembawa acara adalah bapak dan ibu guru.  Saya perhatikan semua ibu guru mengenakan jilbab.  Begitu juga kebanyakan para ibu orang tua murid.  Ada perasaan bercampur dalam hati.  Saya sangat senang anak-anak SD ini menampilkan kesenian daerah.  Teman-teman mereka bergegas berlarian kepinggir panggung untuk melihat teman mereka tampil.  Saya membayangkan banyak diantara penonton cilik ini yang ingin juga belajar tarian daerah setelah melihat temannya tampil.  Ini merupakan cara yang sangat baik untuk memperkenalkan keberagaman Nusantara, seperti yang diucapkan Ibu Guru yang membawakan acara.

Dilain pihak, saya juga khawatir.  Saya khawatir semakin sedikit ibu yang mengijinkan anaknya untuk mempelajari tari-tarian khas Indonesia.  Dengan para ibu yang mengenakan jilbab, guru-guru perempuan yang semuanya berjilbab, apakah saya terlalu ketakutan bahwa kebudayaan asli kita pada suatu hari nanti akan punah?  Adakah sebuah keluarga muslim yang taat akan membiarkan anak perempuan mereka untuk mempelajari tari Merak, atau jaipong? Bagaimana dengan Bedhaya?

Apakah mungkin keyakinan religius Islam bisa bersandingan dengan kebudayaan daerah Sunda? Jawa? Bali? Nusantara?  Saya takut dengan jawabannya.

Comments

  1. blog anda mantab gan..

    ReplyDelete
  2. sebenarnya budaya Indonesia sungguh kaya dan tinggi falsafahnya, sayang sudah byk orang dibutakan oleh "agama"

    ReplyDelete
  3. sebenernya orangnya yang menerjemahkan kaidah agama yg membuat ini berbenturan dengan budaya, dan fatalnya orang banyak meng'iya'kan

    ReplyDelete
  4. ya, kamu benar. aku juga cenderung melihat begitu bila menyaksikan keraian anak-anak di sini. 'agama' seolah-olahnya seperti memusnahkan budaya leluhur.

    ReplyDelete
  5. @medusa iya, 'agama' egois sekali ya? saya mampir keblog kamu, seru sekali! :D

    ReplyDelete

Post a Comment