Terjemahan Al Quran Versi Reformis


Buku ini baru sampai, saya pesan di internet. Penerjemahnya, Edip Yuksel yang seorang quranist, webnya di 19.org, Layth Saleh al-Shaiban dan Martha Schulte-Nafeh. Ongkos kirimnya $25, lebih mahal dari harga bukunya. Sebetulnya kalau beli di Amazon ongkirnya lebih murah, tapi ga tau kenapa saya tidak bisa check out dari Amazon, sehingga saya beli langsung dari penerbitnya, Brainbow Press.




Saya tidak terlalu heran dengan buku ini, karena saya sudah melihat-lihat ke 19.org. Hal-hal yang terdapat di web itu juga terdapat di buku ini. Karena saya bukan seorang yang mempunyai keyakinan sama dengan Yuksel, saya tidak begitu terkesan dengan pendekatan-pendekatannya. Dalam banyak pengantar dalam buku ini terdapat satu nama Indonesia, Gatut Adisoma PhD, yang mengatakan terjemahan ini daring, brave and non traditional in approach.



Beberapa ayat yang sering menjadi pembahasan dibahas terlebih dahulu dibagian awal, dengan alasan-alasannya dan disandingkan berjejeran dengan terjemahan-terjemahan lain, yaitu ayat-ayat di 4:34, 5:38,9:29,4:127, 66:5, 7:15816:44,2:106, 3:7, 79:30, 74:29, 20:96, 22:15.


Mengenai terjemahan Qurannya sendiri, ada beberapa hal yang saya catat. Terjemahan ini sangat berusaha untuk tidak mencantumkan kata-kata Arab. Tidak ada kata Allah didalamnya, diganti dengan GOD, dan nama-nama yang tercantum dalam Quran dirubah dengan gaya barat. Jadi kita tidak akan menemui Isa putera Maryam disini, tapi Jesus son of Mary. Juga Yahya dirubah menjadi John (sang pembaptis), dan nama-nama rasul yang lainnya. Shalat diterjemahkan sebagai contact prayer, kiblah = focal point. (saya dulu kuliah di landscape arch, focal point biasa digunakan kalau kita ingin menampilkan special feature dalam taman: pohon yang eksotis atau patung indah, dan elemen lain menjadi penunjangnya..istilah focal point ini jadi terasa sungguh-sungguh profan..)

Pendekatan khas Yuksel lain adalah huruf-huruf awal dalam beberapa ayat yang tidak bermakna seperti alif lam mim dan yang menyerupai itu diterjemahkan sebagai angka, yang menurutnya angka arab yang asli adalah huruf huruf, sebelum muncul angka arab yang sekarang yang katanya berasal dari India, sehingga alif lam mim adalah angka 1-30-40. Terkesan?? Tidak begitu.

Surat-surat dalam terjemahan disini tidak diberi judul, hanya nomor surat tetap ada. Salah satu contoh terjemahan 3:19 saya lampirkan disini:
The system with GOD is to peacefully surrender/submit (islam). Those who received the book did not dispute except after the knowledge came to them out of jealousy between them. Whoever does not appreciate GOD's signs, then GOD swift in computation

kalau terjemahan Indonesia dengan bantuan dari google translate (ternyata God oleh Google diterjemahkan sebagai Allah..menarik)
Sistem dalam ALLAH adalah untuk secara damai menyerah / menyerahkan (islam). Tidak bersengketa mereka yang telah menerima buku kecuali setelah pengetahuan datang kepada mereka akibat dari kecemburuan di antara mereka. Barangsiapa tidak menghargai tanda-tanda dari ALLAH, maka ALLAH cepat perhitungannya.
kalau terjemahan al quran biasa dari penerbit Diponegoro seperti ini:
Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih oran-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian diantara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah maka sungguh Allah sangat cepat perhitungannya
Saya sangat menghargai usaha yang dilakukan oleh Edip Yuksel dalam menerjemahkan Al quran ini, terutama bahwa penerjemahan ini menawarkan pemahaman non sexist dari teks-teks suci. Hanya bahwa saya telah terbiasa dengan terjemahan quran yang kaku dan aneh itu, den melihat quran diterjemahkan dengan istilah-istilah system, focal point, set up partners (apa ya ini artinya??)..terasa kurang greget ke'suci'annya dan keindahannya. Saya tetap penasaran dengan terjemahan Quran HB Jassin Bacaan Mulia, semoga saya bisa memilikinya. Saya berharap seniman seperti Emha Ainun atau bahkan Gunawan Muhammad (ups..dia kristen ya??) membuat terjemahan Al Quran yang indah dengan bahasa puitis..

Comments

  1. AL QURAN YANG ASLI LEBIH DI JAGA OLEH ALLOH SWT SAMPAI HARI KIAMAT, BUKTINYA JUTAAN ORANG DI MUKA BUMI YANG TELAH HAFAL AL QURAN BAHKAN DILOMBAKAN CARA MEMBACANYA DENGAN SUARA YANG MERDU...... SEDANGKAN AL QURAN VERSI REFORMIS SIAPA YANG PEDULI..... DAN SIAPA YANG MAU MENGHAFAL DAN MELANTUNKAN BACAANNYA.... TIDAK LAKU OLEH MAYORITAS UMAT ISLAM..... BAHKAN TUJUAN MEMBUAT AL QURAN VERSI REFORMIS HANYA UNTUK MENGHANCURKAN KEASLIAN KITAB SUCI AL QURAN SAJA YANG DIBUAT OLEH MUSUH2 ISLAM..... AWAS BISA KENA AZAB BARANG SIAPA BERANI MEMALSUKAN WAHYU ALLOH SWT YANG ADA DALAM KITAB SUCI AL QURAN......

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hapal bukan berarti memahami.. beo juga bisa hapal bahasa manusia.. Dulu Nabi berjuang melawan pembeo2 yg seolah-olah membicarakan kebenaran.. apa bedanya dengan perjuangan Quranist saat ini.. sama2 berjuang melawan beo-beo penyembah berhala arab..

      Delete
  2. Edip Yuksel berusaha lepas dari penafsir Quran tradisional tapi terkesan berlebihan kadang asal beda dan kadang tidak peduli dengan kaidah bahasa Alquran, Yang paling memuakkan dari terjemahan reformis ini adalah kenekatannya menghilangkan ayat 128, 129 dalam surat At Taubah dengan argumen menyelaraskan dengan kaidah atau formula angka 19. Kalau lihat penampilan Edip di Youtube yang menerangkan tentang kesalah pahaman pengertian ayat mansukh kesan saya dia bukan orang yang kredible, serius dan bertanggung jawab.

    ReplyDelete

Post a Comment